Mudik besar-besaran sedang terjadi di Cina beberapa hari ini. Masyarakat sedang merayakan Festival Kue Bulan.
Festival Kue Bulan (Moon Cake) atau dalam bahasa Hokkian disebut "Gwee Oia" atau "Tiong Chiu Pia" dikenal juga sebagai Festival Pertengahan Musim Gugur (Mid Autumn Festival - dalam bahasa Mandarin: Zhong Qiu Jie).
Festival ini merupakan hari suka cita keluarga Cina yang dilambangkan dengan kehadiran bulan purnama penuh. Biasanya pada momen ini saat tepat berkumpul bersama keluarga.
Festival Zhong Qiu Jie jatuh pada tanggal 15 bulan ke-8 berdasarkan perhitungan kalender lunar China (Imlek).
Ini adalah masa di mana bulan paling dekat dengan Bumi, berdampingan dengan bats langit dan bersinar kemerahan, melambangkan bersatunya antara pria (matahari) dan perempuan (bulan), seperti Yin dan Yang dalam tradisi China.
Tradisi Kue Bulan pertama kali muncul pada masa dinasti Xia dan Dinasti Shang. Ini adalah tradisi ritual masyarakat China Kuno yang bersifat ritual, namum perayaan tradisi tersebut baru populer ketika masa Dinasti Tang.
Asal-usul
Festival Zhong Qiu Jie berasal dari latar budaya agraris di Cina. Datangnya musim gugur merupakan akhir masa panen, sehingga para petani memohon pada Dewa Bumi agar diberi musim yang baik di musim mendatang. Sekaligus menjadi ucapan syukur atas hasil panen yang telah dialami.
Namun, ada legenda yang berkembang mengenai perayaan ini. Alkisah, dulu ada 10 matahari di atas langit. Bumi sangat panas, manusia hidup menderita karena kekeringan. Muncullah seorang pemanah hebat, Hou Yi yang akhirnya berhasil memanah 9 matahari dan menyisakan 1 saja. Semenjak itu Hou Yi dikenal sebagai pahlawan dan kemudian menjadi Raja di China.
Suatu hari Hou Yi pergi ke pegunungan KunLun dan bertemu dengan Ratu Xi Wang Mu. Ratu memberi obat mujarab, Hou Yi bisa naik ke langit dan menjadi dewa. Hou Yi menyerahkan obat tersebut pada istrinya, Chang’E. Namun, kabar ini terdengar oleh Peng Meng, seorang pegawai istana yang beniat mencuri ramuan tersebut.
Suatu hari saat Hou Yi tidak berada di istana, Peng Meng menyusup ke kamar Chang’E dan memaksa Chang untuk menyerahkan obat tersebut. Sadar bahwa dirinya tidak mampu melawan Peng Meng, Chang’E lalu mengambil obat tersebut dan memakannya sambil melarikan diri.
Tiba-tiba ia merasakan tubuhnya menjadi ringan dan mulai terbang ke atas. Selagi mengkhawatirkan suaminya, ia mendapatkan dirinya mendarat di bulan, benda langit terdekat dengan bumi.
Saat Hou Yi pulang, ia sangat sedih setelah mengetahui apa yang telah terjadi. Ia kemudian membangun sebuah altar di kebun milik Chang’E untuk mengenang sang istri. Di sana ia meletakkan makanan kesukaan Change dan buah-buahan segar sebagai persembahan kepada sang istri di bulan.