1. Cap Tikus &
Sagoer
Cap Tikus merupakan minuman keras dari Manado hasil
penyulingan Sagoer. Sagoer sendiri adalah cairan yang disadap dari pohon enau
dan mengandung sedikit kadar alkohol sekitar 5%. Setelah disuling dengan cara
tradisional, minuman khas Minahasa ini menjadi pendorong kerja untuk kalangan
petani. Namun saat ini Cap Tikus lebih menjadi sarana pelampiasan dan
mabuk-mabukan. Begitu berbahayanya minuman ini hingga orang-orang tua
mengingatkan agar bisa menahan atau mengontrol minum minuman Cap Tikus. Sejak
dulu pula dikenal pameo menyangkut Cap Tikus, minum satu seloki Cap Tikus, cukup
untuk menambah darah, dua seloki bisa masuk penjara, dan minum tiga seloki bakal
ke neraka.
2. Tuak
2. Tuak
Tuak merupakan minuman keras khas Indonesia hasil
fermentasi dari bermacam buah. Bahan-bahan tuak biasanya beras atau cairan yang
diambil dari tanaman seperti nira kelapa atau aren, legen dari pohon siwalan
atau tal, atau sumber lain. Di daerah Batak tuak dibuat dari pohon aren yang
mirip pohon kelapa maka sering disebut bir panjat. Bar-bar tradisional yang
menyediakan tuak disebut lapo tuak. Sebenarnya tuak tersebar di begitu banyak
daerah di Indonesia sehingga sering disebut dengan nama-nama lain, namun tuak di
sini mengacu pada minuman hasil fermentasi dari buah yang manis. Sama seperti
temannya dari Manado tuak juga sangat memabukkan dengan kadar alkohol yang lebih
ringan. Di salah satu lapo tuak tertulis Segelas tuak penambah darah. 2 gelas,
lancar bicara. 3 gelas, mulai tertawa-tawa. 4 gelas, mencari gara-gara. 5 gelas,
hati membara. 6 gelas, membuat perkara. 7 gelas, semakin menggila. 8 gelas,
membuat sengsara. 9 gelas, masuk penjara dan 10 gelas, masuk
neraka.
3. Arak
Bali
Mirip dengan tuak, arak bali merupakan minuman keras
hasil fermentasi dari sari kelapa dan buah-buahan lain. Kadar alkoholnya 37-50%.
Arak ini dari namanya saja sudah jelas berasal dari Bali dan sering digunakan
dalam upacara-upacara adat. Dalam upacara menghormati para dewata arak akan
dituangkan ke daun pisang yang sudah dibentuk seperti tangkup dan kemudian arak
akan dicpiratkan tangan kanan dengan bantuan sebuah bunga. Arak-arak untuk
upacara biasanya mutu terendah karena arak terbaik akan diminum. Arak ini cukup
populer juga di kalangan wisatawan di Bali dan salah satu resep cocktail yang
terkenal adalah “arak attack” yaitu campuran Arak Bali dan orange juice.
Meskipun banyak turis mancanegara tidak akan terkesan dengan rasa arak dibanding
minuman keras dunia lainnya namun keberadaan Arak Bali jelas membantu seorang
asing menikmati liburannya dan mempromosikan pulau
dewata.
4. Sopi
Sopi adalah minuman keras asal Maluku yang dilarang di
sana namun sudah sangat populer dan mendarah daging. Sopi sendiri merupakan
fermentasi dari pohon aren (jadi masih bersaudara dengan minuman keras Indonesia
lainnya) dan memiliki kadar alkohol diatas 50%. Pembuatan Sopi yang menghasilkan
rasa khasnya adalah penambahan bubuk akar Husor dan penggunaan bambu untuk
penyulingan. Para pembuat Sopi tradisional meskipun terlarang sangatlah makmur
sampai bisa menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke bangku kuliah maka ada
sebutan di Maluku sudah ada orang yang menjadi profesor-profesor karena Sopi
ini. Ada yang bilang rasa Sopi mirip Vodka.
5.
Lapen
Nah minuman keras asal Yogyakarta ini reputasinya sungguh
buruk. Coba saja Anda cari di google mengenai minuman ini, halaman awal akan
didominasi kisah-kisah tragis penegak lapen, dari kebutaan, kelumpuhan, sampai
kematian massal. Namanya pun sudah cukup sangar Lapen merupakan singkatan dari
“langsung pening”. Memang cara pembuatannyapun akan membuat kita geleng kepala.
Alkohol 98,5% dicampur 15 liter air mineral ditambah gula dan pemanis lainnya,
didiamkan 12 jam siap untuk dikonsumsi. Anda yang jeli akan bertanya alkohol apa
yang dipakai? Disitulah masalahnya karena tidak jelas maka minuman ini sering
terkontaminasi Methanol yang sangat beracun (bahan kosmetik, pembersih, dll)
yang akan menjadi asam di dalam tubuh dan menyerang sistem saraf terutama saraf
mata. Lebih parahnya lagi di Yogyakarta para pemuda yang hilang arah sering adu
keberanian dengan mencampur Lapen dengan berbagai cairan lain untuk memperkuat
rasanya, dan yang kami maksud cairan bukan hanya cairan minuman tapi bisa
karbol, formalin, dan bahan kimia apapun yang bisa Anda pikirkan. Tidak heran
halaman demi halaman pencarian google untuk “Lapen” dihiasi obituari dan berita
pengerebekan polisi.
6. Ciu
Ciu
merupakan sebuah nama sebutan untuk minuman keras khas dari daerah Banyumas dan
Bekonang, Sukoharjo. Meskipun mungkin ada hubungannya tapi tidak sama dengan Ang
Ciu atau arak merah Cina. Di Banyumas Ciu merupakan hasil fermentasi dari beras
dengan kadar alkohol mencapai 50-90%. Di tempat ini Ciu illegal dan dengan aktif
diberantas oleh pemerintah daerahnya. Di Bekonang di lain pihak, pembuatan Ciu
ini didukung oleh pemerintah daerahnya, sehingga menjadi sangat populer dan
dipasarkan ke seluruh Karesidenan Surakarta, Surabaya hingga Madura. Pada jaman
dahulu setiap ada hajatan malamnya pasti diikuti dengan acara mabuk “Ciu
Bekonang”. Ciu ini pembuatannya menggunakan tape dan ketan sehingga hasil
fermentasi dari singkong tidak seperti saudaranya di banyumas. Kedua Ciu tidak
berwarna, bening dan rasanya sangat kuat.
7. Anggur Orang Tua, Bir Bintang, Anker Beer dan Minuman
Keras Lokal Lainnya
Meskipun masih menjadi polemik dan perdebatan di kalangan
rohaniawan, minuman keras produksi skala besar telah menjadi bisnis yang sangat
besar. Lihat saja grup orang tua yang dari anggur kolesomnya bisa merambah
hingga ke bisnis makanan lain. Bir produksi dalam negeri (yang rasanya kalah
jauh dengan bir luar negeri) juga populer di kalangan masyarakat kecil.
Minuman-minuman itu ada di daftar ini hanya karena mereka dibuat di Indonesia
meskipun kecil nilai tradisinya.
source
: http://fenz-capri.blogspot.com
0 comments:
Posting Komentar