CARA KREATIF MEMANFAATKAN SAMPAH PLASTIK
Quote:ATAP GARASI MOBIL
Quote:POT BUNGA
Quote:TEMPAT ASESORIS
Quote:MAINAN ANAK-ANAK
Quote:THREAD YANG BERMANFAAT (COMOT DARI LOUNGE)
Spoilerfor Alat Musik Dari Sampah:
ALAT MUSIK DARI SAMPAHQuote:
Spoilerfor Motto:
"The world give us garbage. We send back music."
Nih gan ane kasih gambar instrumen Landfill Harmonic
Spoilerfor Landfill harmonic Instrumen:
Spoilerfor Violin & Gitar:
Spoilerfor Gitar:
Spoilerfor Macam-macam violin:
Spoilerfor Cello:
Spoilerfor Drum:
Spoilerfor clarinet:
Spoilerfor Orkestra:
Tenyata buat berekspresi dan berkreasi gak perlu harus punya alat musik yang mahal dan bermerk
Yang penting ikutin kata hati dan jiwa aja gan sis pasti bakalan terbentuk sebuah harmoni yang indah
Buat yang penasaran videonya dari film Landfill Harmonic yang sangat menawan dan lumayan asik. Nih ane kasih cuplikannya.
Spoilerfor Cuplikan video:
Selamat menikmati
Bantu dan
Spoilerfor Sepatu dari Ban Bekas Pesawat:
SEPATU DARI BAN BEKAS PESAWATQuote:Original Posted By imindtalkers ►
Banyak sepatu yang dibuat dari bahan berkualitas dan bagus, tetapi ada loh sepatu yang dibuat dari ban bekas pesawat yang gak kalah bagus. Nggak percaya? Pria bernama Juan Carlos Ulate dari Costa Rica berhasil membuatnya.
Pengrajin sepatu tersebut berhasil menghasilkan sepatu unik dengan berbagai motif dari ban bekas pesawat, kreatif kan? Juan membuat sepatu unik ini, karena ingin memanfaatkan ban bekas pesawat agar tak terbuang sia-sia.
Bukan hanya itu saja, pengrajin sepatu ini juga membuat sepatu dari beberapa bahan lainnya selain ban bekas pesawat. Yup, ia juga bisa membuat sepatu dari bahan payung, dan paper bag.
Spoilerfor Mengubah Sampah Plastik Menjadi BBM:
Quote:Original Posted By sidiq165►
TEMPO.CO, Malang--Seorang kader lingkungan di Kota Malang berhasil menciptakan sebuah alat pengolah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM). Seperti bekas pembungkus plastik dan tas kresek. BBM yang dihasilkan berupa bensin atau premium dan solar, bahkan sebagian juga menghasilkan minyak pelumas atau oli. "Tergantung jenis plastik," kata kader lingkungan Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang, Muhammad Ayyub.
Setiap tiga kilogram limbah plastik berubah menjadi satu liter BBM. Peralatan produksi BBM ini dirancang dan diproduksi sendiri. Terdiri dari sebuah tabung kompor bertekanan tinggi dan alat destilasi sederhana. Proses destilasi diawali dengan pemanasan plastik hingga 300 derajar celsius hingga menguap. Uap bergerak menuju kondenser untuk pendinginan untuk dikembalikan berbentuk cair.
Dalam proses yang membutuhkan waktu selama 45 menit ini dihasilkan tiga cairan berbeda, yakni premium, solar dan minyak pelumas. Proses desain dan perencanaan alat sekitar satu bulan, sedangkan perakitan alat sekitar lima hari. Namun, alat ini masih dibutuhkan penyempurnaan agar lebih efesien.
Proses pembakaran menggunakan bahan bakar gas metana (CH4) yang dihasilkan dari penumpukan sampah organik. Bahan bakar gas metana diperoleh secara cuma-cuma di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) SUpit Urang. Sedangkan jika menggunakan bahan bakar lain akan membutuhkan dana besar. Sehingga bahan bakar dari limbah plastik tak ekonomis.
Kini, ia tengah merancang memperbesar produksi sehingga bisa digunakan di TPA Supit Urang. Sehingga BBM yang dihasilkan lebih besar dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Tak hanya memenuhi kebutuhan BBM untuk truk pengangkut sampah tapi juga bisa dipasarkan untuk meningkatkan nilai jual sampah.
Produksi sampah tiap tahun terus bertambah, seiring pertambahan jumlah penduduk. Setiap hari warga Kota Malang menghasilkan sampah sebanyak 616 ton. Sekitar 64 persen diantaranya berupa sampah organik. Selebihnya adalah sampah unorganik yakni sampah plastik yang tak bisa didaur ulang. "Banyak sampah plastik menumpuk di TPA," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang, Wasto.
Sementara potensi gas metana di TPA Supit Urang mencapai 4.521 ton per tahun. Sedangkan gas metana yang ditangkap dan dimanfaatkan warga sekitar hanya 148 ton per tahun atau sekitar tiga persen. "Jaringan pipa gas dipasang sampai 1,2 kilometer," katanya.
Sebelumnya, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama GELF (Global Eco Foundition) asal Belanda menggunakan dana world Bank mengolah gas metana menjadi listrik. Berdasar penelitian tumpukan sampah di TPA Supit Urang menghasilkan tenaga listrik hingga 5,56 Megawatt atau sekitar 7,03 persen dari produksi listrik di Indonesia. Namun, sampai saat ini program tersebut terhenti.
wassalamu,alaikum
TEMPO.CO, Malang--Seorang kader lingkungan di Kota Malang berhasil menciptakan sebuah alat pengolah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM). Seperti bekas pembungkus plastik dan tas kresek. BBM yang dihasilkan berupa bensin atau premium dan solar, bahkan sebagian juga menghasilkan minyak pelumas atau oli. "Tergantung jenis plastik," kata kader lingkungan Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang, Muhammad Ayyub.
Setiap tiga kilogram limbah plastik berubah menjadi satu liter BBM. Peralatan produksi BBM ini dirancang dan diproduksi sendiri. Terdiri dari sebuah tabung kompor bertekanan tinggi dan alat destilasi sederhana. Proses destilasi diawali dengan pemanasan plastik hingga 300 derajar celsius hingga menguap. Uap bergerak menuju kondenser untuk pendinginan untuk dikembalikan berbentuk cair.
Dalam proses yang membutuhkan waktu selama 45 menit ini dihasilkan tiga cairan berbeda, yakni premium, solar dan minyak pelumas. Proses desain dan perencanaan alat sekitar satu bulan, sedangkan perakitan alat sekitar lima hari. Namun, alat ini masih dibutuhkan penyempurnaan agar lebih efesien.
Proses pembakaran menggunakan bahan bakar gas metana (CH4) yang dihasilkan dari penumpukan sampah organik. Bahan bakar gas metana diperoleh secara cuma-cuma di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) SUpit Urang. Sedangkan jika menggunakan bahan bakar lain akan membutuhkan dana besar. Sehingga bahan bakar dari limbah plastik tak ekonomis.
Kini, ia tengah merancang memperbesar produksi sehingga bisa digunakan di TPA Supit Urang. Sehingga BBM yang dihasilkan lebih besar dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Tak hanya memenuhi kebutuhan BBM untuk truk pengangkut sampah tapi juga bisa dipasarkan untuk meningkatkan nilai jual sampah.
Produksi sampah tiap tahun terus bertambah, seiring pertambahan jumlah penduduk. Setiap hari warga Kota Malang menghasilkan sampah sebanyak 616 ton. Sekitar 64 persen diantaranya berupa sampah organik. Selebihnya adalah sampah unorganik yakni sampah plastik yang tak bisa didaur ulang. "Banyak sampah plastik menumpuk di TPA," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang, Wasto.
Sementara potensi gas metana di TPA Supit Urang mencapai 4.521 ton per tahun. Sedangkan gas metana yang ditangkap dan dimanfaatkan warga sekitar hanya 148 ton per tahun atau sekitar tiga persen. "Jaringan pipa gas dipasang sampai 1,2 kilometer," katanya.
Sebelumnya, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama GELF (Global Eco Foundition) asal Belanda menggunakan dana world Bank mengolah gas metana menjadi listrik. Berdasar penelitian tumpukan sampah di TPA Supit Urang menghasilkan tenaga listrik hingga 5,56 Megawatt atau sekitar 7,03 persen dari produksi listrik di Indonesia. Namun, sampai saat ini program tersebut terhenti.
wassalamu,alaikum