6 Fakta Tentang Kelahiran di Rumah


Semakin banyak perempuan yang memilih untuk melahirkan di rumahnya sendiri daripada rumah sakit dengan berbagai alasan seperti kenyamanan dan biaya. Tetapi ada beberapa fakta yang perlu Anda ketahui sebelum memilih melahirkan di rumah.

Berikut adalah 6 fakta yang Anda harus tahu tentang kelahiran di rumah, seperti dikutip dari myhealthnewsdaily, 
1. Dokter menyatakan kelahiran di rumah sakit lebih aman

Meskipun American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mendukung hak perempuan untuk memilih jenis pengalaman melahirkan yang diinginkan, organisasi tersebut mengatakan bahwa rumah sakit dan klinik bersalin adalah tempat yang paling aman untuk kelahiran.

Menurut pernyataan ACOG tahun 2011, melahirkan yang direncanakan di rumah dikaitkan dengan risiko peningkatan kematian neonatal 2 sampai 3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan kelahiran yang direncanakan di rumah sakit.

Organisasi kesehatan seperti WHO, American College of Nurse-Midwives dan American Public Health Association mendukung pilihan kelahiran di rumah tetapi untuk perempuan berisiko rendah.

2. Kelahiran di rumah dihubungkan dengan peningkatan risiko kematian

Sebuah analisis tahun 2010 menemukan bahwa bayi yang lahir di rumah memiliki risiko kematian selama bulan pertama 2 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir di rumah sakit.

Peneliti menemukan bahwa 0,2 persen bayi yang lahir di rumah meninggal antara satu minggu dan satu bulan setelah kelahiran, dibandingkan kelahiran di rumah sakit yang hanya 0,09 persen. Tapi analisis tersebut hanya didasarkan pada kualitas kaya dan miskinnya keluarga yang menghadapi kelahiran..

3. Kelahiran di rumah mungkin memiliki risiko yang lebih rendah terhadap beberapa kondisi

Bayi yang lahir di rumah memiliki kemungkinan untuk lahir prematur atau dengan berat lahir rendah yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang lahir di rumah sakit.

Menurut laporan CDC, 6 persen bayi lahir di rumah adalah prematur, dibandingkan dengan 12 persen bayi lahir di rumah sakit. Tingkat bayi yang lahir di rumah dengan berat lahir rendah adalah 4 persen, dibandingkan dengan 8 persen untuk kelahiran rumah sakit.

Tetapi risiko yang lebih rendah ini bisa disebabkan oleh fakta bahwa umumnya perempuan yang berisiko rendah terhadap kelahiran lebih memilih melahirkan di rumah. Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan petugas kesehatan yang melayani kelahiran di rumah dan jarak antara rumah dan rumah sakit mungkin memiliki efek besar terhadap seberapa aman kelahiran di rumah.

4. Perbedaan penanganan medis di rumah dan di rumah sakit

Dalam penelitian terbaru, peneliti menemukan bahwa secara umum, bayi yang lahir di rumah lebih mungkin mengalami kejang dan memiliki skor Apgar yang rendah. Tes Apgar digunakan untuk menilai kesehatan bayi baru lahir didasarkan pada pernapasan bayi, denyut jantung, otot dan refleks.

Bayi yang lahir di rumah mungkin memiliki risiko terhadap masalah kesehatan umum karena pemantauan yang mungkin tidak ketat, dibandingkan dengan di rumah sakit. Bayi yang dilahirkan di rumah juga tidak dapat menerima perhatian medis dengan cepat.

5. Kelahiran di rumah tidak selalu dilindungi oleh asuransi kesehatan

Rata-rata biaya kelahiran di rumah lebih sedikit daripada di rumah sakit. Hal ini karena peralatan medis untuk kelahiran di rumah sakit lebih lengkap dan ditangani oleh dokter ahli, sehingga menyebabkan biaya kelahiran di rumah sakit lebih besar.

Tetapi, biaya tersebut sudah termasuk asuransi kesehatan untuk ibu dan bayi yang tidak akan Anda dapatkan jika Anda melahirkan di rumah meskipun dibantu oleh dokter atau bidan.

6. Perempuan dengan kondisi tertentu tidak sebaiknya menghindari kelahiran di rumah

Wanita dengan kondisi kesehatan tertentu seperti berada pada risiko tinggi komplikasi selama kelahiran, sebaiknya memilih untuk melahirkan di rumah sakit. Menurut Mayo Clinic, ibu dengan diabetes, tekanan darah tinggi, atau penyakit kronis lebih berisiko jika melahirkan di rumah.

Dalam penelitian terbaru, peneliti melihat catatan medis dari 223 kelahiran di rumah di Oregon selama tahun 2004-2008 menemukan bahwa 8 bayi meninggal saat ditransfer ke rumah sakit karena sesuatu yang salah selama pengiriman. Banyak ibu dalam studi tersebut ternyata memiliki kondisi seperti tekanan darah tinggi atau kelahiran sungsang.