Kota Wonogiri ternyata menyimpan sebuah potensi keindahan alam yang selama ini tidak pernah disadari banyak orang. Di Kecamatan Pracimantoro misalnya. Lokasi yang ada di 41 selatan pusat Kota Wonogiri ini memiliki museum Kars. Kars merupakan istilah bahasa Jerman yang diadopsi dari bahasa Slovenia yang berarti lahan gersang berbatu. Kars diartikan sebagai bentang alam yang terbentuk akibat pelarutan batuan. Umumnya batu gamping maupun dolomite oleh air.
Selain itu, pembentukan kars dipengaruhi oleh faktor struktur geologi, relief, iklim dan waktu. Museum ini dibangun dan baru diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 30 Juni 2009. Prasasti peresmian itu terpasang di depan museum. Daerah Wonogiri, khususnya Wonogiri bagian Selatan seperti Pracimantoro memang merupakan daerah yang tandus dan alamnya di penuhi oleh batu-batu kapur. Museum Kars ini letaknya sekitar 2 kilometer dari pusat kota Pracimantoro. Di dalam museum, wisawatan akan disuguhi tentang berbagai gambar, diorama film dan informasi tentang Kars dari seluruh dunia.
Berbagai foto tentang isi dalam perut bumi dalam gua, batu-batu stalagmit dan berbagai macam bentuk satwa yang mendiami isi dalam gua tersebut. Sebelum memasuki museum, pengunjung bakal melihat sebuah gua. Disebut Gua Tembus, karena gua ini menembus sebuah bukit. Sangat menarik, ketika keluar dari gua tersebut, pengunjung dapat langsung melihat Museum Kars berdiri dengan gagah.
Selain Gua Tembus, Museum Kars dikelilingi gua-gua alam lain. Di antaranya adalah Gua Merica, Gua Sodong, Gua Gilap, Gua Bunder, Gua Potro dan Gua Sonya Ruri. Isi dalam museum ini, diceritakan pula dalam sebuah ilustrasi. Ini menggambarkan bagaimana manusia purba hidup dan berlindung di dalam goa serta menggunakan peralatan dari batu-batu alam. Di sisi lain diceritakan pula ekspedisi penjelajahan gua-gua terdalam di seluruh dunia.
Fasilitas dalam museum tersebut sebenarnya cukup lengkap, dilengkapi dengan teknologi audio visual yang cukup canggih untuk menceritakan dan menggambarkan tentang Kars tersebut. Sehingga dapat lebih mudah dipahami. Di sekitar museum, paling dekat adalah Gua Sodong. Jaraknya hanya kurang lebih 100 meter dari bangunan utama museum. Gua ini memiliki lorong panjang dan mempunyai bentukan stalagtit dan stalagmit yang masih hidup. Di dalam gua ini terdapat sungai bawah tanah dan sumber air yang sudah sejak lama dijadikan sumber air oleh penduduk setempat.
Selanjutnya adalah Gua Petro-Bunder yang mempunyai bentukan stalagtit dan stalagmit dengan kristal kalsit yang sangat spesifik sehingga tampak memiliki keunikan tersendiri. Kemudian Gua Gilap. Gua ini merupakan bentukan dolina dengan tebing vertikal serta memiliki bentukan stalagtit yang unik dan terdapat gua di dasar dolina yang belum tereksplorasi. Selain gua-gua tadi disekitar tempat itu juga terdapat Gua Mrica yang merupakan gua kecil dan Gua Sonya Ruri.
Berikutnya adalah Luweng Sapen. Ini merupakan gua vertikal dengan sungai bawah tanah di dasarnya. Sungai bawah tanah ini telah diturap untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk di tiga dusun di Desa Gebangharjo. Selain dikelilingi gua, lokasi kompleks Museum Kars berada di jalur jalan lintas selatan Jawa Tengah. Ruas ini menghubungkan Wonogiri (Jawa Tengah) dengan Wonosari (DI Jogjakarta). Karena letaknya yang strategis, Museum Kars layak banget dijadikan sekadar lokasi melepas lelah.
Gerbang
Gua Tembus
Gua Sodong
Gua Gilap
Gua Bunder
Gua Sapen
Gua Mrica
Proses Terbentuknya Karst