5 Festival Unik dari Berbagai Daerah di Dunia


Festival, berasal dari kata latin dengan kata dasar festa, atau pesta dalam bahasa Indonesia, yang identik dengan perayaan besar. Biasanya diadakan dalam rangka memperingati sesuatu, atau juga bisa diartikan dengan hari atau peringatan peristiwa penting, bahkan bersejarah.
Namun biasanya festival yang berkaitan dengan tradisi kebudayaan sebuah negara, sangat menarik perhatian. Alasannya karena festival akan berlangsung unik, menarik, dan tentu saja sudah sangat jarang ditemui di zaman modern.
Disetiap negara, festival yang berkaitan dengan budaya dan digelar setiap tahun, bukan
saja untuk melestarikan budaya atau tradisi, tapi kini telah menjadi objek wisata budaya bagi para turis.
Dari beberapa negara pemilik festival tradisi budaya ada yang sangat unik dan menarik sehingga menyita perhatian dunia. Dan inilah festival tradisi unik terbaik di dunia, yang akan disajikan spotlite dan uniknya.com:

1. Thaipusam
Festival tradisi unik terbaik yang pertama yakni, Thaipusam. Festival ini digelar orang-orang hindu di daratan India dan Pakistan. Kebanyakan dirayakan oleh orang-orang tamil.
Festival yang diadakan setiap tahun ini berlangsung antara bulan Januari hingga februari. Thaipusam merupakan festival untuk merayakan kelahiran Murugan, seorang anak laki-laki Shiva dan Parvati.
Peserta Thaipusam akan mencukur rambutnya, dan melakukan ziarah. Di akhir acara, akan ada ritual ekkstrem yang tentunya jangan pernah dilakukan di rumah anda pemirsa. Yakni peserta akan menusuk bagian tubuhnya menggunakan benda tajam. Bahkan peserta menyangkutkan cantelan ke punggung mereka dan menarik benda berat seperti truk, atau bahkan yang lebih berat lagi seperti traktor.
Para peserta percaya, semakin mereka menderita, maka tuhan akan semakin mengasihaninya. Kini festival tradisi Thaipusam, selalu digelar di Singapura dan Malaysia saat liburan, dan tentu saja sangat menarik perhatian para turis.



2. Festival Memukul Angsa
Festival tradisi unik terbaik di dunia berikutnya, memukul angsa. Festival ini biasa dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa, seperti Spanyol, Jerman dan beberapa negara lainnya. Namun tidak diketahui secara pasti negara mana yang pertama kali mengggelar festival ini.
Yang pasti tradisi memukul angsa yang sangat diminati ini, diberi nama Antzare Eguna di Spanyol. Dan sudah berlangsung sejak lebih dari 350 tahun yang lalu.
Saat melakukan festival ini, para peserta memukul angsa hidup dengan kaki tergantung. Setiap orang yang memukul angsa tersebut harus memutuskan kepala angsa, namun dalam beberapa tahun terakhir, tradisi ini sedikit berubah setelah adanya protes dari aktivis pencinta hewan. Kini angsa yang digantung tidak lagi yang masih hidup, tapi angsa yang sudah mati, dan caranya pun sedikit berubah, yakni tidak lagi memukul, tapi memutuskan kepala angsa dari badannya dengan cara ditarik. Walaupun ada sedikit pergeseran dari tradisi terdahulu, namun festival ini masih tetap diminati.
  

3. Festival  EL Colacho
Festival selanjutnya yakni, El Colachi, atau festival lompat bayi. Festival ini sudah ada sejak tahun 1620 yang dilaksanakan di beberapa penjuru di Spanyol saat pesta Corpus Christi. Dalam festival ini, sang pelompat harus melewati bayi yang disimpan di atas matras. Bayi tersebut yang tepat berusia satu tahun dan dilakukan di tempat dimana bayi itu dilahirkan.
Orang-orang yang melakukan lompatan di desa Cristrillo De Murcia akan berpakaian seperti setan. Walaupun festival ini sedikit berbahaya karena sering membuat sang pelompat, terutama orang dewasa terluka, namun tetap dilaksanakan setiap tahunnya, karena peminatnya selalu banyak.
Alasan lainnya, baik dari si pelompat, maupun orang tua bayi yang dilompati, adalah adanya kepercayaan bahwa setelah dilompati beberapa orang, dosa-dosa si bayi akan terhapus. Walaupun ada permintaan festival untuk dihentikan, baik dari pemerintah Spanyol, maupun pemuka agama, namun hingga kini El Colachi tetap berlangsung semarak. Nah yang ini juga sebaiknya tidak ditiru di rumah anda yah.
 

Http:. Www.youtube.com, watch?v=jgeacdrlsg4
Http:. Www.youtube.com, watch?v=fdj4fl_ua7q
Http:. Www.youtube.com, watch?v=xzjbpvvgcww

4. Festival Menggelindingkan Keju
Festival unik berikutnya diadakan setiap bulan Mei di bukit Cooper, Gloucestershire, Inggris. Festival ini berbentuk menggelindingkan keju. Namun yang menarik dari festival ini, bukan keju yang dilemparkan, melainkan orang-orang yang diharuskan menangkap keju yang digelindingkan di atas bukit yang sangat curam.
Ritual ini konon berawal dari kejadian tidak sengaja, saat keju yang dibawa petani ke atas bukit terjatuh, sang petani lantas mengejarnya hingga berguling-guling dan menyelamatkan keju hingga bisa dijual. Kejadian tersebut mengilhami para petani mengulangnya sebagai wujud syukur, hasil olahan kejunya bisa terjual.
Dalam setiap pelaksanaan festival ini selalu menelan korban, sehingga anak-anak tidak diizinkan untuk ikut festival tersebut. Karena minat anak-anak sangat tinggi akhirnya digelar festival khusus yang lebih aman, yakni mendaki bukit, baik dilakukan anak laki-laki maupun perempuan.
Hingga kini festival masih rutin dilakukan, dan pemerintah daerah sangat mendukung festival tradisi ini, karena bisa menarik para wisatawan, yang kini sering datang. Bahkan para wisatawan tidak hanya bisa menyaksikan, tapi juga boleh mengikuti festival tradisi budaya unik ini.
 


5. Festival Melempar Kambing
Festival tradisi selanjutnya juga berasal dari Spanyol, yakni festival melempar kambing. Hmmm, sepertinya Spanyol suka menggelar festival-festival anehnya.
Untuk festival yang satu ini biasanya digelar di minggu keempat bulan Januari setiap tahunnya. Orang-orang lokal di desa kecil, Manganeses De La Polvorosa berkumpul melakukan ritual melempar kambing ini. Walaupun tidak diketahui secara pasti kapan pertama kali festival ini digelar, namun diyakini telah berlangsung sejak ratusan tahun lamanya.
Sesuai dengan tradisi di desa tersebut, festival diawali dengan melibatkan seorang pria muda yang mencari kambing, mengikatnya dan membawa kambing tersebut ke atas menara gereja lokal. Dia lalu melempar kambing yang dibawanya, di atas ketinggian lima puluh kaki. Sementara penduduk yang menghadiri festival tersebut akan menangkapnya dengan menggunakan kain terpal.
Seperti halnya festival sejenis, aksi melempar kambing ini juga mendapat tentangan dari aktivis hewan. Mereka meminta pejabat desa untuk menghentikannya. Permintaan dari aktivitas mendapat persetujuan dari aparat desa, hanya saja masyarakat yang melakukan festival tersebut tidak memedulikannya, dan festival melempar kambing tetap berlangsung hingga kini. (**)


* Artikel ini pernah dipublikasikan dalam tayangan Spotlite Senin-Jumat jam 09.45-10.45

sumber : uniknya.com