Thomas Beatie, pria yang sedang mengandung anak kedua, menemukan satu hal yang membedakan dirinya dengan perempuan normal. “Saya tidak dapat menyusui bayi saya,” ujar Beatie. Namun pria yang lahir sebagai perempuan 34 tahun silam ini merasa kandungannya sangat sehat.
“Saya baik-baik saja. Saya selalu mengecek kadar hormon dan semua sempurna,” tandas Beatie dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi ABC, seperti yang dikutip dari The Telegraph, Kamis 13 November 2008.
Awal 2008, Beatie pernah menuliskan perasaan dan kisah kehamilannya untuk dimuat di majalah The Advocate. “Saya adalah seorang transgender, secara hukum saya adalah seorang lelaki, dan saya menikah resmi dengan Nancy,” tulis Beatie di kolom majalah para gay, lesbian, biseksual dan transgender yang berbasis di Los Angeles itu.
Seperti yang telah diberitakan, pada 29 Juni lalu Beatie sudah melahirkan seorang bayi perempuan, Susan. Mereka melakukan inseminasi buatan dengan menggunakan sperma dari bank sperma. Nancy lah yang kemudian menyusui Susan. Sebenarnya sebelum mengandung Susan, Beatie pernah mengandung jabang bayi, tetapi keguguran.
Pasangan Beatie-Nancy melalui sebuah proses dari bagaimana caranya bisa hamil, lalu akhirnya bisa mengandung. Semua proses yang kami lalui merupakan tantangan bagi kami berdua, ungkap Beatie. Apalagi, keluarga Nancy tidak banyak yang tahu kalau Beatie adalah seorang transgender.
Beatie dan Nancy telah menjalin hubungan sejak Beatie berusia 24 tahun. Pada saat itu, menimang buah hati hanyalah impian belaka bagi mereka. Istrinya yang kini berusia 46 tahun tersebut tidak dapat mengandung karena rahim Nancy terpaksa diangkat akibat penyakit endometriosis parah 20 tahun lalu.
Namun menurut Beatie, memiliki anak biologis bukan cuma keinginan lelaki atau perempuan, melainkan keinginan tiap manusia. Keinginan kuat itu mendorong pasangan yang tinggal di Bend dan negara bagian Oregon itu tetap berupaya memiliki anak.
“Dua tahun lalu, saat bisnis percetakan kami berkembang dan kami pindah dari Hawaii, saya berhenti menyuntikkan hormon testosteron dwibulanan, supaya bisa hamil,” kata Beatie. Keputusan tersebut bukan keputusan mudah karena siklus menstruasi Beatie sudah berhenti selama delapan tahun. Dengan berhenti menyuntikkan testosteron, berarti Beatie akan mengalami menstruasi lagi.
Kritik, penolakan, cemoohan, dan keraguan dari orang sekitar dialami pasangan Beatie -Nancy saat mendatangi para dokter untuk minta bantuan. Sekitar sembilan dokter berbeda pernah mereka datangi. Ada yang menolak menyapa Beatie dengan panggilan “Pak”, ada yang menyuruh Beatie mencukur bersih dulu bulu-bulu di mukanya, ada yang menyerah dengan mengatakan bahwa ia tidak mampu merawat seseorang seperti Beatie.
Semua cobaan dapat dilewati dan Beatie akhirnya hamil. Sayang sekali, Beatie mengalami keguguran. Namun kesedihan tidak berlangsung lama karena Beatie dapat mengandung untuk kali kedua tahun lalu kemudian melahirkan Susan awal tahun ini. Setelah Susan lahir, Beatie tidak meneruskan suntikan hormon testosteron, sehingga dia hamil lagi untuk kali ketiga.
Bagaimana rasanya menjadi pria hamil? Dalam kolomnya Beatie menulis: Luar biasa. Di luar fakta bahwa ada kehidupan di dalam perut saya, saya merasa stabil dan percaya diri sebagai seorang laki-laki. Saya bangga memiliki istri seperti Nancy yang selalu memberi dukungan. Saya adalah suami yang mengandung anak kami. Saya akan menjadi ayah, dan Nancy akan menjadi ibu. Kami akan menjadi sebuah keluarga.
Menurut laporan stasiun televisi ABC, Thomas Beatie lahir di Hawaii dengan nama Tracy Lagondino. Tracy tumbuh sebegai gadis yang cantik yang tomboy. Tahun 1986, ketika Tracy berusia 12 tahun, ibunya bunuh diri. Ayah Tracy memaksa putrinya yang tomboy untuk menjajal profesi sebagai model. Thomas Beatie mengatakan, “Saat itu saya tidak melihat lagi seorang anak perempuan atraktif dalam diri saya. Memakai make-up bagi saya seperti memakai topeng.”
Pada usia 14 tahun, Tracy menjadi salah satu finalis kontes Miss Teen Hawaii. “Saya ingat kalau waktu saya merasa sangat tidak nyaman di panggung,” kata Beatie. Lambat laun, Tracy menukar kegiatan modelling-nya dengan olahraga, dan mulai berpakaian seperti pria. Kalau harus ke toilet, Tracy memilih masuk ke toilet pria.
Walaupun Tracy memiliki beberapa pacar laki-laki, dia sangat membenci hubungan seksual.
Pada usia 24 tahun, Tracy mulai menjalin hubungan lesbian dengan Nancy, seorang binaraga. Mereka memutuskan tinggal bersama bersama dengan membawa serta dua putri Nancy dari pernikahan Nancy sebelumnya.
Tahun 1998, Tracy memutuskan untuk mengubah gender. Tes psikologi menyatakan bahwa orientasi Tracy lebih condong ke laki-laki. Dia kemudian mulai mengubah tubuhnya secara medis, dimulai dengan menyuntikkan hormon testosteron. “Suara saya mulai berubah,” kata Beatie. “Suara saya pecah seperti waktu masa-masa pubertas.
Tulang dan persendian saya terasa makin kuat, dan saya mulai menumbuhkan bulu-bulu di muka saya,” lanjut Beatie.
Tahun 2002, Thomas Beatie, yang secara hukum masih bernama Tracy, menjalani operasi pengangkatan payudara. “Hari itu adalah Hari Pembebasan saya. Rasanya seperti sebuah beban berat sudah diangkat dari dada saya,” ungkap Beatie. Dia membiarkan rahim dan vagina tetap berada di tempatnya agar suatu hari kelak, dia bisa mengandung.
Mengubah kelamin secara legal butuh proses panjang dan rumit. Tidak ada banyak hukum-hukum federal yang diterapkan. Di Hawaii, dengan surat dokter yang menjelaskan soal tes psikologi dan operasi ganti kelamin yang dijalani Beatie, itu sudah secara legal mengizinkan Beatie mengubah data di akta kelahiran dari “perempuan” ke “laki-laki”, dan dari “Tracy” ke “Thomas”.
“Saya baik-baik saja. Saya selalu mengecek kadar hormon dan semua sempurna,” tandas Beatie dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi ABC, seperti yang dikutip dari The Telegraph, Kamis 13 November 2008.
Awal 2008, Beatie pernah menuliskan perasaan dan kisah kehamilannya untuk dimuat di majalah The Advocate. “Saya adalah seorang transgender, secara hukum saya adalah seorang lelaki, dan saya menikah resmi dengan Nancy,” tulis Beatie di kolom majalah para gay, lesbian, biseksual dan transgender yang berbasis di Los Angeles itu.
Seperti yang telah diberitakan, pada 29 Juni lalu Beatie sudah melahirkan seorang bayi perempuan, Susan. Mereka melakukan inseminasi buatan dengan menggunakan sperma dari bank sperma. Nancy lah yang kemudian menyusui Susan. Sebenarnya sebelum mengandung Susan, Beatie pernah mengandung jabang bayi, tetapi keguguran.
Pasangan Beatie-Nancy melalui sebuah proses dari bagaimana caranya bisa hamil, lalu akhirnya bisa mengandung. Semua proses yang kami lalui merupakan tantangan bagi kami berdua, ungkap Beatie. Apalagi, keluarga Nancy tidak banyak yang tahu kalau Beatie adalah seorang transgender.
Beatie dan Nancy telah menjalin hubungan sejak Beatie berusia 24 tahun. Pada saat itu, menimang buah hati hanyalah impian belaka bagi mereka. Istrinya yang kini berusia 46 tahun tersebut tidak dapat mengandung karena rahim Nancy terpaksa diangkat akibat penyakit endometriosis parah 20 tahun lalu.
Namun menurut Beatie, memiliki anak biologis bukan cuma keinginan lelaki atau perempuan, melainkan keinginan tiap manusia. Keinginan kuat itu mendorong pasangan yang tinggal di Bend dan negara bagian Oregon itu tetap berupaya memiliki anak.
“Dua tahun lalu, saat bisnis percetakan kami berkembang dan kami pindah dari Hawaii, saya berhenti menyuntikkan hormon testosteron dwibulanan, supaya bisa hamil,” kata Beatie. Keputusan tersebut bukan keputusan mudah karena siklus menstruasi Beatie sudah berhenti selama delapan tahun. Dengan berhenti menyuntikkan testosteron, berarti Beatie akan mengalami menstruasi lagi.
Kritik, penolakan, cemoohan, dan keraguan dari orang sekitar dialami pasangan Beatie -Nancy saat mendatangi para dokter untuk minta bantuan. Sekitar sembilan dokter berbeda pernah mereka datangi. Ada yang menolak menyapa Beatie dengan panggilan “Pak”, ada yang menyuruh Beatie mencukur bersih dulu bulu-bulu di mukanya, ada yang menyerah dengan mengatakan bahwa ia tidak mampu merawat seseorang seperti Beatie.
Semua cobaan dapat dilewati dan Beatie akhirnya hamil. Sayang sekali, Beatie mengalami keguguran. Namun kesedihan tidak berlangsung lama karena Beatie dapat mengandung untuk kali kedua tahun lalu kemudian melahirkan Susan awal tahun ini. Setelah Susan lahir, Beatie tidak meneruskan suntikan hormon testosteron, sehingga dia hamil lagi untuk kali ketiga.
Bagaimana rasanya menjadi pria hamil? Dalam kolomnya Beatie menulis: Luar biasa. Di luar fakta bahwa ada kehidupan di dalam perut saya, saya merasa stabil dan percaya diri sebagai seorang laki-laki. Saya bangga memiliki istri seperti Nancy yang selalu memberi dukungan. Saya adalah suami yang mengandung anak kami. Saya akan menjadi ayah, dan Nancy akan menjadi ibu. Kami akan menjadi sebuah keluarga.
Menurut laporan stasiun televisi ABC, Thomas Beatie lahir di Hawaii dengan nama Tracy Lagondino. Tracy tumbuh sebegai gadis yang cantik yang tomboy. Tahun 1986, ketika Tracy berusia 12 tahun, ibunya bunuh diri. Ayah Tracy memaksa putrinya yang tomboy untuk menjajal profesi sebagai model. Thomas Beatie mengatakan, “Saat itu saya tidak melihat lagi seorang anak perempuan atraktif dalam diri saya. Memakai make-up bagi saya seperti memakai topeng.”
Pada usia 14 tahun, Tracy menjadi salah satu finalis kontes Miss Teen Hawaii. “Saya ingat kalau waktu saya merasa sangat tidak nyaman di panggung,” kata Beatie. Lambat laun, Tracy menukar kegiatan modelling-nya dengan olahraga, dan mulai berpakaian seperti pria. Kalau harus ke toilet, Tracy memilih masuk ke toilet pria.
Walaupun Tracy memiliki beberapa pacar laki-laki, dia sangat membenci hubungan seksual.
Pada usia 24 tahun, Tracy mulai menjalin hubungan lesbian dengan Nancy, seorang binaraga. Mereka memutuskan tinggal bersama bersama dengan membawa serta dua putri Nancy dari pernikahan Nancy sebelumnya.
Tahun 1998, Tracy memutuskan untuk mengubah gender. Tes psikologi menyatakan bahwa orientasi Tracy lebih condong ke laki-laki. Dia kemudian mulai mengubah tubuhnya secara medis, dimulai dengan menyuntikkan hormon testosteron. “Suara saya mulai berubah,” kata Beatie. “Suara saya pecah seperti waktu masa-masa pubertas.
Tulang dan persendian saya terasa makin kuat, dan saya mulai menumbuhkan bulu-bulu di muka saya,” lanjut Beatie.
Tahun 2002, Thomas Beatie, yang secara hukum masih bernama Tracy, menjalani operasi pengangkatan payudara. “Hari itu adalah Hari Pembebasan saya. Rasanya seperti sebuah beban berat sudah diangkat dari dada saya,” ungkap Beatie. Dia membiarkan rahim dan vagina tetap berada di tempatnya agar suatu hari kelak, dia bisa mengandung.
Mengubah kelamin secara legal butuh proses panjang dan rumit. Tidak ada banyak hukum-hukum federal yang diterapkan. Di Hawaii, dengan surat dokter yang menjelaskan soal tes psikologi dan operasi ganti kelamin yang dijalani Beatie, itu sudah secara legal mengizinkan Beatie mengubah data di akta kelahiran dari “perempuan” ke “laki-laki”, dan dari “Tracy” ke “Thomas”.
sumber : http://www.klikunic.com/2008/11/perjalanan-hidup-pria-yang-tiga-kali.html