Hendak Dibunuh, Induk Orang Utan Lindungi Anaknya

 
Sungguh dramatis. Seekor orangutan betina yang tengah hamil dan anaknya hanya bisa saling berpelukan saat dikepung dan hendak dibunuh oleh sekelompok pemburu di Kalimantan. Beruntung, sepasang ibu dan anak orangutan tersebut berhasil selamat setelah aktivis penyelamat hewan dari

Inggris datang.

Aktivis penyelamat hewan liar bernama Four Paws, yang bermarkas di Inggris, menghentikan aksi pembantaian yang akan dilakukan oleh para pemburu tersebut tepat pada waktunya. Kedua orangutan tersebut akhirnya diamankan ke sebuah hutan terpencil dan aman dari para pemburu.

Namun, pihak Four Paws memasangkan alat pelacak pada keduanya agar mereka bisa dipantau pergerakannya demi keselamatan mereka. Demikian seperti diberitakan oleh media Inggris, Daily Mail, Sabtu (28/1/2012).

"Kedatangan kami tidak bisa lebih tepat waktu. Jika terlambat beberapa menit saja, pasti orangutan tersebut sudah tewas," ujar ahlir primata dari Four Paws, Dr Signe Preuschoft.

"Kami menemukan sekelompok pemuda mengepung mereka dan kedua orangutan terlihat membatu karena takut. Kelompok pemuda tersebut tampak bergembira karena membayangkan upah yang mereka dapat dengan menangkap dan membunuh orangutan. Pembantaian seperti ini harus dihentikan," imbuhnya.

Preuschoft menuturkan, aktivis Four Paws telah menyisir wilayah hutan Kalimantan yang berada di perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia untuk menemukan orangutan yang berhasil selamat dari pembantaian. Namun upaya mereka tidak membuahkan hasil.

Dijelaskan dia, habitat orangutan terus berkurang akibat penebangan liar dan ini berdampak pada berkurangnya jumlah spesies orangutan secara drastis.

Kondisi ini ditambah dengan adanya perusahaan kelapa sawit yang menganggap orangutan sebagai hama karena mengancam kelangsungan bisnis mereka. Mereka pun menyewa sejumlah orang untuk memberantas orangutan dan bahkan setiap kepala orangutan dihargai nyaris Rp 1 juta.

Pembantai orangutan ini menjadi berita heboh di Indonesia pada September 2011 lalu. Saat itu, sejumlah aktivis dan mahasiswa setempat menemukan tulang belulang orangutan dalam jumlah besar.

"Membunuh orangutan adalah perbuatan melanggar hukum di Indonesia, namun hukum yang berlaku kurang ditegakkan dengan baik. Sebelum bulan November tahun lalu, hanya 2 tersangka kelas teri saja yang ditangkap. Tapi pada 2 bulan terakhir, ada sekitar 10 orang yang ditangkap, termasuk seorang manajer senior dari perusahaan perkebunan dimana tulang belulang orangutan ditemukan," jelas juru bicara Four Paws.

Di sisi lain, bayi-bayi orangutan yang ditinggal mati oleh induknya justru ditangkap hidup-hidup untuk dijual secara gelap.




sumber