BALIKPAPAN - Pihak DPRD Balikpapan meminta kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar memonitor kemungkinan terjadinya serangan Tomcat di Balikpapan. Gigitan serangga yang satu ini biasa saja, tapi ia punya cairan beracun yang bisa membuat kulit melepuh.
“Memang sampai saat ini belum ada kasus di Balikpapan akibat serangan serangga Tomcat ini namun kami minta kepada SKPD terkait agar tetap melakukan monitoring jangan sampai
kecolongan,” kata Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan Purwoko kepada Balikpapan Pos, kemarin.
Tomcat nama latinnya Paederus riparius. Sekilas hewan ini seperti serangga tak berbahaya. Tapi, siapa sangka serangga kecil berwarna merah-hitam ini memiliki racun 12 kali lebih kuat daripada racun ular kobra. Tubuh kumbang ini berukuran 7-8 mm, dikenal juga sebagai semut kanai atau semut kayap ini, mengandung toksin paederin. Di masa lalu, racun yang menyebabkan luka bakar pada kulit manusia ini digunakan untuk membakar kutil.
Bila ada kumbang kanai yang hinggap di kulit, jangan mematikannya di tubuh, namun tiup hingga pergi. Jika kulit mengalami kontak dengan serangga ini segera cuci bagian yang terkena dengan air dan sabun. Jangan menggaruk luka, karena racunnya bahkan dapat berpindah ke bagian lain kulit.
Kembali Purwoko berkomentar, Balikpapan cukup rawan terhadap serangga berbahaya ini karena setiap hari ada pengiriman barang dari luar daerah yang telah terserang serangga Tomcat ini.
“Saya kira perlu monitoring terhadap pengiriman barang melalui laut maupun udara. Karena tidak menutup kemungkinan penyebarannya melalui truk-truk pengangkut sembako ini,” tuturnya.
Diakui Purwoko, kota Balikpapan beberapa waktu lalu telah berpengalaman terhadap serangan ulat bulu yang sebelumnya hanya menyebar di pulau Jawa.
“Dulu pernah ribut-ribut tentang ulat bulu di pulau Jawa yang akhirnya menyebar juga ke Balikpapan,” kata dia mengingatkan.
Purwoko berharap ada koordinasi antara SKPD terkait dengan pihak kelurahan dan RT untuk memonitoring kemungkinan seranganTomcat.
“Saya tidak tahu pasti yang memonitoring tomcat ini Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPKP) atau Dinas Kesehatan Kota (DKK). Tapi intinya semuanya harus proaktif karena serangga ini bisa menyerang siapa saja,” ujarnya.
Seperti diketahui, Tomcat ini adalah serangga cosmopolitan yang terdapat dimana-mana seperti di sawah, taman kota dan lainnya. Hal itu diungkapkan pakar serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hari Sutrisno. Ia juga mengatakan bahwa serangga tomcat menyukai tempat lembab. Jadi, tomcat juga kemungkinan terdapat di tempat seperti persawahan, taman kota, hutan mangrove atau halaman rumah.
Isu bahwa tomcat menyebar ditepis oleh guru besar ilmu serangga dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Aunu Rauf. Ia menjelaskan bahwa serangga itu memang sudah ada di tiap daerah, untuk itu tidak menyebar dan siapapun bisa terkena Tomcat. Ia menambahkan bahwa Tomcat sudah lama ada. (vie/net)
sumber : http://balikpapanpos.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=71726