Foto memperlihatkan salju dan es yang menyelimuti wilayah Mount Hotham, Australia. Cuaca dan udara yang biasanya panas pada musim panas kali ini digantikan udara dingin dari laut selatan.
Para ilmuwan menegaskan, badai salju dan suhu dingin ekstrem yang melanda Eropa akhir-akhir ini adalah efek langsung dari pemanasan global. Anomali iklim tersebut masih mengakibatkan gangguan transportasi hingga Rabu (22/12/2010), pada saat jutaan warga Eropa bersiap mudik untuk merayakan Natal di kampung halaman.
Para peneliti dari Potsdam
Institute for Climate Impact Research (Potsdam-Institut für
Klimafolgenforschung/PIK) di Jerman mengatakan, musim dingin ekstrem
yang terjadi berturut-turut di benua Eropa dalam 10 tahun belakangan ini
adalah akibat mencairnya lapisan es di kawasan Artik, dekat Kutub
Utara, akibat pemanasan global.
Hilangnya lapisan es membuat
permukaan laut di Samudra Artik langsung terkena sinar matahari. Energi
panas matahari, yang biasanya dipantulkan lagi ke luar angkasa oleh
lapisan es berwarna putih, kini terserap oleh permukaan laut, membuat
laut di kawasan kutub itu memanas dan mengubah pola aliran udara di
atmosfer.
Dalam model komputer, yang dibuat PIK dan dimuat di
Journal of Geophysical Research awal bulan ini, terlihat kenaikan suhu
udara di lautan Artik tersebut menimbulkan sistem tekanan tinggi. Sistem
tekanan tinggi inilah yang membawa udara dingin kutub ke daratan
Eropa.
”Anomali ini bisa melipat tigakan probabilitas terjadinya
musim dingin yang ekstrem di Eropa dan Asia utara,” ungkap Vladimir
Petoukhov, fisikawan dan peneliti utama PIK.
Petoukhov
menambahkan, efek aliran udara dingin dari kutub utara itu akan makin
parah saat terjadi gangguan pada arus udara panas yang melintasi
Samudra Atlantik dan perubahan aktivitas matahari.
Itulah yang
terjadi saat ini. Para pakar cuaca mengatakan, saat ini arus udara
hangat dari pantai timur AS (Gulf Stream) terhalang dan berbelok arah
di tengah-tengah Atlantik.
Hal itu membuat aliran udara dingin
dari Artik dan Eropa Timur tak terbendung masuk ke Eropa Barat. Saat
arus dingin ini melintasi Laut Utara dan Laut Irlandia, uap air dari
laut tersebut diubah menjadi salju dalam skala sangat besar dan
menyebabkan badai salju parah di negara-negara Eropa Barat.
Mulai pulih
Otoritas
penerbangan sipil Perancis, DGAC, Rabu, mengeluarkan peringatan, salju
akan turun lagi di kawasan Paris pada Rabu sore dan kemungkinan akan
terjadi pembatalan penerbangan lagi untuk jadwal penerbangan setelah
pukul 17.00. Peringatan tersebut keluar saat kondisi penerbangan di
Eropa baru mulai pulih setelah terpuruk dalam kekacauan total sejak
akhir pekan lalu.
Bandara Frankfurt di Jerman baru membatalkan 70
dari total 1.300 penerbangan yang dijadwalkan Rabu. Jumlah ini menurun
signifikan dibanding Selasa, saat 550 penerbangan dibatalkan.
Dua landasan pacu di Bandara Heathrow, London, Inggris, juga sudah
dibuka sejak Selasa malam dan kini bandara tersibuk di Inggris tersebut
sudah beroperasi 70 persen mendekati normal. ”Kami lega karena akan
bisa menyingkirkan semua salju hari ini,” tutur juru bicara Bandara
Heathrow.
Sekitar 1.000 orang terpaksa bermalam di Heathrow, dan 300 penumpang terdampar di Bandara Frankfurt, Selasa malam.
"Sangat menyedihkan, rasanya seperti berada di negara dunia ketiga,"
tutur seorang penumpang bernama Janice Phillips (29), yang terdampar di
Heathrow dalam perjalanan pulang ke Minneapolis, AS.
Dua bandara
utama di Paris, Charles de Gaulle dan Orly, dibuka 24 jam penuh untuk
mengurai penumpukan penumpang akibat pembatalan dan penundaan selama
berhari-hari. Maskapai Air France-KLM memperkirakan menderita kerugian
hingga 35 juta euro (Rp 415,1 miliar) akibat gangguan cuaca bulan ini.
Sementara itu, suhu ekstrem terus melanda Eropa. Kota Holbaek, 65
kilometer sebelah barat Kopenhagen, Denmark, mencatat suhu minus 22,5
derajat celsius, Selasa malam. Ini adalah rekor suhu terendah di Denmark
dalam 29 tahun terakhir.
Di Krasnoyarsk, Siberia, Rusia, suhu
anjlok hingga 50 derajat celsius di bawah titik beku, menyebabkan sebuah
bus mengalami kegagalan teknis dan bertabrakan, menewaskan delapan
penumpangnya.
Cuaca dingin juga membuat harga minyak mentah dunia
terus naik. Di pasar Asia, Rabu, harga minyak mentah Brent untuk
pesanan bulan Februari naik 29 sen menjadi 93,49 dollar AS per barel,
atau tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Harga diperkirakan masih akan terus naik seiring cuaca dingin ekstrem yang diramalkan masih akan terjadi sampai akhir tahun.
Warga LA dievakuasi
Cuaca
ekstrem juga terjadi di AS. Hujan deras, banjir, dan tanah longsor
melanda negara bagian California. Curah hujan yang turun di pusat kota
Los Angeles (LA) sepekan terakhir sudah mencapai sepertiga dari curah
hujan tahunan di kota tersebut.
Pihak berwajib telah mengevakuasi
232 keluarga di kawasan La Canada Flintridge dan La Crescenta di
pinggiran LA, yang terletak di dekat perbukitan yang sudah jenuh oleh
air hujan dan dikhawatirkan longsor. Evakuasi juga dilakukan di San
Diego.
Cuaca ekstrem yang melanda Eropa belum mengurangi minat
warga Indonesia menghabiskan libur akhir tahun ke sana. Hasil pemantauan
di sejumlah biro perjalanan di Jakarta, Rabu, belum ada rombongan yang
membatalkan rencana kunjungan mereka ke Eropa.
"Beberapa
pelanggan memang menanyakan kondisi di Eropa, tapi sejauh ini belum ada
pembatalan," kata pegawai perjalanan luar negeri Bayu Buana Tour and
Travel, Jonas Sinambela.
Manajer Hubungan Masyarakat dan Media
Panorama Tours Anita Hartono menjelaskan, saat ini mereka melayani
perjalanan wisata sedikitnya 300 WNI dalam 20 kelompok ke Eropa.Sumber : http://sains.kompas.com/read/2010/12/23/1007262/Bukti.Nyata.Pemanasan.Global