Semua mahluk hidup pasti meninggal.
Manusia punya beberapa cara untuk menghadapi kematian. Dikubur adalah
hal paling biasa. Namun ada sejumlah cara dilakukan terhadap tubuh
manusia setelah mereka meninggal. Mulai dari dibekukan, dibakar,
digantung di pohon, sampai dibiarkan dimakan binatang liar. Berikut 10
cara manusia memperlakukan tubuhnya setelah mereka meninggal yang
pernah ada di muka bumi.
1. Dimumikan.
Mumi
di zaman Mesir purba bisa jadi adalah jenis mayat paling popular.
Proses ini melibatkan pengosongan seluruh organ tubuh termasuk otak yang
konon ditarik dari lubang hidung (wow!). Setelah isi tubuh mayat
kosong, lantas diisi dengan materi kering seperti pasir dan dibungkus
dengan kain linen. Orang Mesir percaya bahwa dengan dibuat mumi maka
jiwa si meninggal akan mengalami perjalanan sesuah kematian.
2. Krionik
Kabar
bahwa tubuh Walt Disney dibekukan memang masih jadi legenda urban.
Tapi ilmu krionik memang sungguhan ada. Ini adalah proses pembekuan
mayat. Setelah dikeringkan, tubuh si mati disimpan dalam nitrogen cair
untuk mencegah kerusakan. Kelamaan tubuh ini membeku persis es.
3. Kremasi.
Orang
Bali masih terus melakukan proses pembakaran mayat ini. Perbedaan
dengan kebanyakan kremasi di belahan dunia lain, di Bali dilakukan
lengkap dengan seremoni karnaval yang meriahm bahkan menjadi objek
pariwisata.
4. Plastinasi.
Proses
ini bisa dilihat hasilnya jika kita berkunjung ke sejumlah museum.
Adalah ilmuwan Jerman Gunther von Hagens yang mengembangkannya.
Plastinasi adalah memotong tubuh si meninggal menjadi beberapa bagian,
membalsemnya dengan cairan pengeras dan meletakkan tubuh menjadi
beberapa posisi.
5. Pemakaman di gua.
Ini
merupakan proses penyimpanan mayat yang sudah dikenal sejak masa
Neandhertal, sekitar 100.000 tahun silam. Banyak mayat dijumpai di
gua-gua sepanjang Eropa dan Timur Tengah. Menurut kepercayaan, gua yang
gelap dan misterius merupakan tempat yang baik agar jiwa si mati bisa
melakukan perjalanan ke dunia lain. Di Indonesia, kita bisa menjumpainya
di Toraja.
6. Dilumuri lumpur
Di
abad pertengahan, para petualang yang meninggal di Eropa Utara akan
disemayamkan dengan cara dilumuri lumpur. Lumpur ini mengandung bahan
kimia yang ternyata mampu melindungi tubuh si meninggal sehingga
bertahan lama dari kebusukan. Ini sangat menguntungkan para pakar
arkeologi sehingga sekian ribu tahun kemudian mereka menemukannya masih
dalam kondisi cukup baik untuk diteliti.
7. “Diterbangkan”
Menurut
orang Tibet, jiwa ornag mati akan terbang. Maka mereka mencoba
menguburkan mayar di celah pegunungan yang tinggi dan dibiarkan dimakan
burung pemakan bangkai. Bahkan ada yang melumuri mayat dengan gandung
dan susu agar makin lezat dan mayat itu langsung tandas dimakan burung.
8.Dikapalkan
Orang Viking terkenal
sebagai bangsa pelaut. Mereka sedemikian memuja laut sehingga saat
meninggal tubuh orang Viking di masa abad pertengahan akan
“dikapalkan”. Jika berasal dari kalangan berada, si meninggal akan
“dikapalkan” dalam kapal mewah lengkap dengan makanan, perhiasan,
senjata dan bahkan hewan piaraan dan budak. Kapal ini akan
ditenggelamkan.
9. Makam di pohon
Sejumlah
suku asli di banyak bagian dunia meyakini bahwa jiwa orang mati akan
menuju ke atas, bukan ke bawah. Maka jangan heran jika mereka menaruh
tubuhnya di tempat tinggi seperti pohon. Pribumi di Australia, Siberia,
dan British Columbia memakamkan orang meninggal di pohon. Sebelumnya
mayat akan dibungkus dengan kain lalu mengereknya ke ranting pohon
teratas.
10. Menara kebisuan
Penganut
Zoroaster percaya bahwa tubuh manusia itu penuh kekotoran dan tidak
layak bersatu dengan tanah. Maka mereka tidak mau mengubur atau membakar
tubuh orang yang meninggal. Mereka menganut seremoni “menara
kesunyian”, dimana si meninggal akan diletakkan di dataran tinggi gunung
dan dibiarkan musnah sendiri dimakan hewan liar atau mikroba. Ketika
sisa tubuh sudah kering, akan dilumuri dengan kapur.
Diterjemahkan secara bebas dari LiveScience.com
0 comments:
Posting Komentar