Selama perang Napoleon antara Prancis dan Inggris (1803-1815), banyak pasukan yang menjadi tahanan di kedua belah pihak. Orang Inggris yang ditawan biasa menghabiskan waktu dengan berolah-raga. Lain dengan Orang Prancis, selama di penjara mereka justru membangun karya seni berupa miniatur kapal laut dari tulang.
Para narapidana tersebut sengaja menyisakan tulang kambing atau babi dari jatah makanan mereka. Setelah direbus lagi dan dijemur di bawah sinar matahari agar warna tulang jadi putih, lalu disusunlah menjadi rangka miniatur kapal. Tulang berukuran besar diukir menjadi tubuh kapal, dan tulang yang lebih kecil (terkadang juga menggunakan kayu) untuk aksesoris seperti meriam di dalam kapal.
Masalahnya, tulang kambing dan babi kadang tidak cukup. Karena itulah para seniman tersebut juga memakai tulang manusia - diperoleh dari jenazah yang digali kembali.
Selain tulang, narapidana Prancis tersebut juga menggunakan rambut mereka sendiri sebagai pengikat dan tali-tali layar. Serta kertas tisu atau bahan lainnya sebagai layar kapal itu sendiri.
Hebatnya, para seniman tersebut tidak menggunakan skala kapal secara rinci. Toh, hasilnya tetap indah dan seolah tanpa kesalahan. Beberapa kreasi kapal miniatur lainnya ada yang merancang agar layar bisa ditarik dan dibentangkan, juga kanon meriam yang bisa ditarik muncul dari sisi dinding kapal, dan disimpan lagi ke dalam lumbungnya.
Kini, koleksi miniatur kapal karya seniman narapidana terebut bernilai tinggi. Pada tahun 2007 pada rumah lelang Bonhams British, model kapal tulang HMS Victory dihargai USD 55 ribu.
Bagi yang ingin melihat karya seni ini bisa juga kok mengunjungi museum Naval Academy United States di Annapolis, Maryland.