Setiap kita mendengar kata "Sahara" yang terlintas di fikiran pasti
gurun, tapi itu dulu, sekarang akan ada citra lain untuk sahara bukan
lagi gurun tapi sebaliknya "Hutan", Proyek yang diberi nama The Sahara
Forest ini direncanakan agi terbarukan dan solusi pertanian untuk
tanah gersang sahara melalui desailinasi air laut menjadi air tawar
dengan memanfaatkan energi matahari digabungkan dengan rumah kaca
air
asin yang diyakini bisa menghijaukan sahara.
Proyek besar ini akan dijalankan oleh kolaborasi internasional antara
Norwegia dan Yordania. Tim pendukung proyek ini adalah Bill Watts dari
Max Fordham Consulting sang desainer pemurnian air laut dengan energi
matahari (Seawater Greenhouse), Bellona Foundation LSM lingkungan
hidup yang berbasis di Norwegia yang sudah merancang ide ini sejak
2009.
Pada tahun 2009, setelah penelitian pertama menunjukkan bahwa konsep
itu layak dan ekonomis, proyek ini disajikan secara internasional pada
Konferensi Iklim PBB di Kopenhagen Desember 2009 di mana proposal
diterima dengan baik. Pada bulan Juni, 2010, Raja Yordania Abdullah II
melihat presentasi proyek selama kunjungan ke Norwegia dan cukup
terkesan untuk mengatakan ia siap memfasilitasi pelaksanaannya di
Yordania.
Pilar utama dari proyek ini adalah saltwater greenhouses, energi surya
terkonsentrasi, dan budidaya tanaman tradisional bersama dengan
tanaman energi seperti ganggang, yang semua berkumpul di satu lokasi
untuk memecahkan berbagai macam masalah lingkungan.
The Sahara Forest
Project akan menggunakan saltwater greenhouses untuk menanam tanaman
sepanjang tahun di lokasi gurun tanpa persediaan air tawar. Air laut
menguap dari kisi-kisi di depan rumah kaca untuk menciptakan kondisi
lembab dingin di dalam. Sebagian dari air laut menguap kemudian
terkondensasi sebagai air tawar yang digunakan untuk mengairi tanaman,
tumbuh-tumbuhan ini nantinya dan menyediakan air untuk pembangkit
listrik tenaga surya terkonsentrasi.
Pembangkit tenaga surya nantinya digunakan untuk menghasilkan listrik
yang akan menyalakan pompa untuk mengangkut air laut dari Laut Merah ke
rumah kaca air asin (saltwater greenhouses) dan kipas yang kemudian
mengedarkan udara lembab di dalam rumah kaca. rumah kaca ini juga akan
digunakan untuk menumbuhkan ganggang untuk menyerap CO2 dan
menyediakan biomassa yang akan digunakan untuk produksi energi dan
pangan.
Para mitra proyek mengatakan bahwa, pada dasarnya proyek ini adalah
penggabungkan teknologi terapan kedalam satu proses yang akan saling
membantu satu sama lain dan menghasilkan tidak hanya keuntungan
lingkungan tetapi juga keuntungan komersil.
Proyek ini direncanakan dibangun dalam tiga tahap. Dan studi yang
mendalam akan dilakukan sepanjang 2011, pembangunan Pusat Peragaan
dijadwalkan untuk memulai pada tahun 2012, dan pembangunan skala
komersial akan memulai pada tahun 2015.
Namun banyak yang berpendapat bahwa proyek ini hanya akan memakan biaya
dan tidak ekonomis. Kita tunggu saja kelanjutan proyek ini.
Proyek Gila : Mengubah Gurun Sahara mejadi Hutan Sahara
6:49 AM
Info unik