Pages - Menu

Menguak Kisah Si Selipar Jepun

Orang Malaysia menyebutnya selipar jepun. Orang Australia memanggilnya thongs, di Amerika malah dibilang flip-flop. Yang lucu di Ceko, benda ini disebut zabky yang artinya kodok.

Padahal selipar jepun, flip-flop, atau berbagai sebutan berbeda di tiap negara menunjuk pada alas kaki sejuta umat: sandal jepit. Mungkin karena diduga asalnya dari Jepang maka disebut selipar jepun (selop Jepang).


Dari mana asal-muasal sandal jepit? Sebenarnya penggunaan sandal jepit sama tuanya dengan jaman batu. Sebagai perbandingan, lukisan pada gua dari periode akhir Paelotik sekitar 15.000 tahn lalu sudah menggambarkan sandal jepit. Demikian juga dari penemuan arkeolog pada makam-makam Mesir kuno sekitar 4.000 tahun Sebelum Masehi.

Bukti fisik tertua yang masih ada yakni sandal dari tali berbahan daun papirus peninggalan 1.500 SM, dan bisa dilihat di British Museum. Pada masa tersebut sandal dibuat dari berbagai bahan. Selain daun papirus, ada yang dari kulit mentah (suku Masai, Afrika), ada yang dari kayu seperti di India, serta jerami (di Cina dan Jepang). 

Bentuknya memang beraneka ragam. Yang paling mendekati dengan bentuk sandal jepit seperti yang dikenal dewasa ini, mungkin berasal dari Jepang. The Nihon fuuzokushi jiten menggambarkan penggunaan Zori (bentuk sandal dengan tali model "V" di antara ibu jari kaki dan jari lainnya) dipakai secara luas pada periode Heian (794-1185). Anak-anak Jepang menggunakan sandal jenis ini untuk belajar berjalan.


Flip-flop
Zori diperkenalkan ke masyarakat Amerika setelah Perang Dunia II ketika para tentara Sekutu membawa sandal jepit Jepang ini sebagai souvenir. Demikian juga saat Amerika menginvasi Korea di tahun 1950-an, mulailah muncul sandal jepit berbahan karet.

Mengapa disebut flip-flop? Karena saat dipakai berjalan di tanah atau pasir, begitu menjejakkan sandal seperti terdengar bunyi "flip". Lalu saat tumit kaki kita naik, sandal biasanya masih menempel di tanah. Begitu ada gerakan dari kaki yang memaksanya copot dari tanah, akan terdengar suara "flop".

Orang Amerika jatuh cinta dengan sandal jepit, para desainer merancang sandal yang lebih beraneka warna. Hasilnya, sandal jepit langsung menjadi "budaya pop" khususnya di California. Generasi muda yang suka bermain di pantai begitu menggandrungi sandal jepit, karena mudah dibawa saat mereka ingin berselancar. Itulah yang menjadi alasan flip-flop kerap disebut beach sandal.

Swallow yang populer
Tak ada data pasti kapan sandal jepit masuk ke Indonesia. Mungkinkah saat penjajahan Jepang? Yang jelas, sandal jepit di sini identik dengan merk Swallow. Karena itu banyak juga orang menyebutnya "sandal swallow".


Sandal swallow begitu booming sejak tahun 1960-an hingga akhir abad 20. Desainnya cukup sederhana, biasanya alas tempat kaki (bagian atas sandal) berwarna putih. Yang berwarna hanya tali dan karet bagian bawah. 

Belakangan, ketika sandal flip-flop hasil rancangan desainer terkemuka dipakai para selebritas Hollywood, barulah sandal jepit di Indonesia ikut tampil dengan warna-warna cerah. Swallow tidak lagi memonopoli pasar sandal di negeri ini.

Untuk merk yang lebih bergengsi - karena impor, kita juga bisa menjumpai sandal jepit merk Havaianas. Merk yang satu ini asli buatan Brazil.