Serba Serbi Setting Karburator | Waktu Hujan kok Motor Malah enak, Kenapa yak?



Ini cuman coretan iseng aja sebelum bobo tadi malem. Sekedar cuplikan diskusi dari sebuah pertanyaan sederhana yang dilemparkan seorang member forum FU di facebook. Bunyinya begini:
“Achmadd Mujahidd:
numpang share nih brooot .
Tadi kan ane ujan ujanan ke kampus, kok motornya enak banget larinya yah ?
Padahal motornya lagi gak sehat broott ?
Hampir aja tadi lupa ngerem keenakan ngebut wkwkwk
Untung gak kpleset”
Like • • Unfollow Post • 3 hours ago via mobile
Mayan rame juga lhoo komen-komenannya, pada dasarnya rata2 sepakat ini soal settingan karburator, yang terkoreksi sendiri karena faktor lingkungan / cuaca. Tapi toh masih banyak juga komenan yang gak sependapat. Kenapa di motor TS ini setingan karbu malah jadi enak waktu ujan?
Berarti setingan karbu tadinya sebenernya cenderung:
A. Kekeringan (miskin)?
atau
B. Kebasahan (kaya)?
———
Hehe, seru juga. Sayapun turut nimbrung urun komentar. Berikut ini saya kopikan tanggapan saya waktu itu, saya rapikan lg sedikit disini biar lebih enak dibaca.
MY RESPON:
Nambahin penjelasan ah siapa tau dapet hadiah..:D
mudah2an pertanyaan brader Achmadd Mujahidd bisa lebih terjawab.
Jadi begini, sumber misterinya dari kasus begini simpelnya karena ‘perubahan kandungan oksigen (O2) diudara’ yang efeknya mempengaruhi setingan karbu (AFR). Kalo brader masih ada yg belum paham tentang AFR silahkan baca baca sendiri aja di google. Atau bisa juga baca di artikel ini : memahami cara kerja karburator motor untuk pemula
Logika dasarnya :
-Semakin padat molekul oksigen diudara, AFR jadi lebih miskin (kering)
-Semakin sedikit molekul oksigen diudara, AFR jadi lebih kaya (basah)

Tiga faktor yg mempengaruhi :
a. SUHU udara. Semakin panas udara, semakin tipis/sedikit oksigen
b. KETINGGIAN lokasi (atitude /dihitung dari permukaan laut). Semakin tinggi lokasi= semakin tipis oksigen.
c. KELEMBABAN (kandungan air di udara). Semakin lembab = semakin dikit oksigen (O2), karena terkontaminasi unsur air (H2O)
Dikasus brader Achmad ini yg motor malah jadi enak waktu kondisi hujan, sepertinya karena faktor C, Kelembaban udara.
Saat hujan kan udara lembab, molekul oksigen yg bisa diserap karbu saat itu jadi lebih sedikit dari biasanya karena banyak kandungan air di udara. Nah kemungkinan setingan karbu bro achmad ini awalnya cenderung terlalu KERING (kebanyakan udara). Sehingga kurangnya pasokan oksigen saat kondisi hujan malah bikin AFR jadi lebih ideal dari sebelumnya. Bukannya jadi brebet, lha motor malah jadi enakan  . Lain halnya kalo setingan awalnya sudah ideal atau sudah kaya, dikasi ujan-ujanan ya jadi blebek karena AFR jadi makin basah akibat suplai udara berkurang.
Tapi diskusi belum selesai sampai disitu, seorang kawan lain melontarkan pertanyaan susulan yang juga menarik. Saya tafsirkan begini:
“Lho katanya di Faktor A, kalo udara DINGIN membuat partikel oksigen di udara lebih rapat/padat. Nah, kalo hujan udah pasti dingin kann. Mestinya setingan karbu berubah jadi lebih KERING dong, kan oksigen jadi lebih padat?
Kok waktu ujan setingan karbu malah jadi lebih basah ? “
Nahhh..disinilah tricky-nya..:D
Jadi memang harus dibedakan antara kondisi cuaca dingin vs cuaca Hujan.
Kalo udara dingin tapi kering (gak lembab), faktor A iya berlaku. Setingan karbu akan lebih kering karena partikel oksigen padat diudara.
Tapi pada saat HUJAN jadi lain ceritanya walo saat itu suhunya dingin.
Bisa dibilang kondisi Hujan ini adalah kondisi khusus. Saat kondisi hujan, faktor C (kelembaban udara) lebih berperan karena partikel air sangat dominan diudara. Komposisi mixture (AFR) cenderung lebih basah (kaya) dari biasanya karena oksigen yang bisa dicampur jadi berkurang walo debit udara yang masuk ke karbu volumenya sama.
Prakteknya, antara faktor A, B, dan C memang jarang berdiri sendiri-sendiri. Kondisi-kondisi lingkungan tersebut seringkali terjadi berbarengan, misalnya ya tadi, Dingin sekaligus hujan, padahal efeknya bertentangan. Atau misalnya lingkungan didaerah pegunugnan (puncak); cuaca dingin + lokasi tingi diatas permukaan laut. Dingin = oksigen padat, tapi tempat tinggi = oksigen seharusnya lebih tipis. Belum lagi kalo ditambah hujan pula. Makin pusing dah tuh nyeting karbunya…hahaha.
Jadi memang pasti akan ada ‘kompromi’ dari kombinasi berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi setingan karbu. Untuk pemakaian motor harian seperti kita-kita ini sih sebenarnya gak terlalu masalah. Yang penting tidak over kering atau over basah, cukuplah. Tapi bagi para tuner dan pembalap di trek? hmmm bisa jadi bikin mumet itu. hehe.
Kesimpulan: Take home lesson for daily rider (khususnya pengguna PE28 dan semacamnya)
Jika -dan hanya jika- setingan karbu emang udah enak alias ideal dari awalnya, silahkan lakukan penyesuaian Setting Karburator seperlunya (kalau dibutuhkan) saat menemui kondisi berikut ini:
  • Suhu udara panas (oksigen tipis): tambah udara untuk mengimbanginya. Buka air screw kekiri 1/4 – 1/2 puteran mungkin cukup.
  • Suhu Dingin -tapi gak ujan ya- (oksigen padat): Sebaliknya dari yg diatas, basahin lagi setingan karbu untuk menyesuaikan. Kurangi suplai udara dengan menutup airscrew ke kanan 1/4 – 1/2 puteran.
  • Turing ke dataran tinggi (oksigen tipis, itu jg kalo cerah ya cuacanya :D), setingan bisa dikeringin lagi. Caranya kurangi pasokan bensin dengan turun PJ/MJ 1 step, atau kalau emang memadai bisa cukup tambah udara dgn membuka aircrew ke kiri
  • Bagaimana kalo ujan ? Nahhh kalo ini pasrah aja lah..Masa ditengah jalan keujanan malah sibuk nyeting karbu..hehe. Mending menepi , cari warung pesen kopi panas sambil ngudud, lebih uenakkk..hahaha. Kecuali kalo lagi wet race alias balapan ujan ujanan…ya monggo aja seting ulang karbu, keringin lagi. Turunin pj/mj atau buka lagi setelan angin /aircsrew.
Have a nice riding,

Tips Pertamax Murah Meriah ala “Ichy Spokewheellovers”

Tips Pertamax Murah Meriah ala “Ichy Spokewheellovers”

 

Pemirsa…
Ep epe em imir es asa, PEMIRSA !! 

Seperti pernah saya sampaikan di artikel kemarin;  membuka pintu bagi pemirsa yang mungkin tertarik untuk menuangkan ide, pengalaman, cerita, tips n trick, dsb dalam bentuk tulisan/artikel di blog sederhana ini. Saya menyediakan rubrik khusus untuk itu yg saya namai Artikel Tamu atau Guest Post. Topiknya apa? topiknya bisa apa saja. Selama saya anggap bermanfaat dan ada kaitannya dengan dunia roda dua alias motosikal (halahhh motosikal  ). Dan tentunya, sebagai pemilik warung saya akan mereview terlebih dahulu tulisan yang masuk sebelum dipublish untuk pemirsa. Menulis itu menyenangkan, dan lebih menyenangkan lagi apabila tulisan kita bisa memberikan nilai atau ‘value’ untuk orang lain yang membacanya. So, quality in writing is also important.
Nah, artikel tamu kali ini datang dari seorang kawan dunia maya (saya sebut begitu karena memang saya belum pernah bertemu muka dengannya  ) bernickname Ichy (kok kayak nama keripik pedas yg dulu bikin heboh itu ya).
Ichy is one of my fellow blogger yang ‘sepertinya’ masih berusia belia, namun jika melihat hasil tulisannya terlihat dewasa (sotoyy banget ya gw  ). Tapi beneran lho, kalo gak percaya monggo aja simak tulisan-tulisannya langsung di blognya; spokewheellovers.wordpress.com
Di tulisan ini, ichy berbagi tips ringan tentang teknik fuel mixing yang biasa diterapkannya. Cekidot.
——-
TIPS PERTAMAX MURAH MERIAH ALA ICHY
Well, ini sebenernya bukan artikel yang berbau teknikal seperti artikel-artikel blognya Om Pahla yang sebelumnya. Tips saya kali ini juga hanya tips biasa yang mungkin para FU-ers sudah mengetahuinya. Namun, saya lihat belum ada artikel seperti ini di arsip blognya Om Pahla, dan mungkin masih ada yang belum mengetahui tips ini. Jadi kali ini saya akan sedikit berbagi tips ringan untuk membuat Pertamax murah meriah, ala saya sendiri.
Belakangan kita dihebohkan dengan wacana naiknya harga BBM dengan 2 harga. Karena takut pengeluaran bensin membengkak, akhirnya, banyak dari kita yang terpaksa memakai bensin bersubsidi untuk Satria FU kesayangan. Padahal seperti yang kita tahu, mesin Satria FU memiliki rasio kompresi 10,2:1 yang notabene harus memakai bensin yang beroktan minimal 92 atau setingkat Pertamax. Ada juga yang memakai bensin premium yang dicampur Octan Booster dengan harapan, kualitas bensin akan meningkat menjadi setara dengan Pertamax. Padahal, Octan Booster hanya dapat meningkatkan oktan bensin beberapa poin saja. Selain itu, penggunaan Octan Booster yang berupa padatan juga beresiko menjadi “kerak” didalam tangki bensin.
Nah, ketimbang menempuh dua trik tersebut yang kurang baik untuk kesehatan mesin, saya memilih jalan lain yang tidak mengganggu kesehatan mesin, dan juga tidak mengganggu “kesehatan” dompet. Caranya? Dengan meracik sendiri bensin Pertamax. Ya, dengan mencampur bensin Premium dengan Pertamax+, kita akan mendapatkan kualitas bensin yang setara dengan Pertamax. Well, believe it or not. Dibanding dengan membeli Pertamax yang asli, cara ini menghemat pengeluaran bensin kita untuk Satria FU kesayangan karena jika dihitung, harga bensin racikan kita sendiri ini lebih murah perliternya dibanding Pertamax yang asli.
Nah, cara ngeracik bensinnya gimana tuh?
Yang paling baik adalah dengan perbandingan 1:1. 1 Liter Pertamax+ dicampur dengan 1 liter premium, jika 2 liter Pertamax+ dicampur dengan 2 liter Premium, dan seterusnya. Namun, karena ini termasuk trik yang sudah lama ada maka banyak metode dalam meraciknya. Nah, saya memakai metode saya sendiri, full to half:
1. Isi Satria FU dengan Pertamax+, sampai tangki bensin penuh
2. Ketika fuelmeter menunjukkan bensin di tangki tinggal setengah, isi dengan premium hingga penuh
3. Nantinya, ketika fuelmeter kembali menunjukkan bensin di tangki tinggal setengah isi kembali dengan Pertamax+. Begitu seterusnya.

Mudah bukan? Anda hanya tinggal mengingat, apa bensin yang anda gunakan terakhir kali.
Wah, gampang tuh. Tapi ngerusak mesin ngga tuh pake bensin dicampur-campur gitu?
Saya sendiri sudah memakai trik ini dari tahun 2009 dengan motor saya, Suzuki Smash lansiran tahun 2005. Dan alhamdulillah sampai saat ini belum ada masalah apapun. Jika komposisi bensinnya pas (Premiumnya tidak lebih banyak dari Pertamax+), saya rasa tak masalah. Malah cara ini lebih baik untuk menjaga kondisi mesin agar tetap prima, jika dibanding hanya memakai Premium atau Premium campur octan booster
Oh iya, untuk meyakinkan pembaca sekalian jika trik ini terbukti lebih murah, mari lakukan simulasi berikut.
Tangki satria FU mempunyai ukuran tangki 4,9 L. Untuk memudahkan penghitungan, dibulatkan jadi 5 L. Kita patok harga sesuai daftar harga per April 2013, Premium Rp 4.500,-/liter, Pertamax Rp 9.700,-/liter, dan Pertamax + Rp. 10.400,-/liter
Dengan Pertamax Murni : 5 Liter x Rp 9700 = Rp 48500,-
Dengan Pertamax Racikan : 2,5 liter premium x Rp 4500,-/liter = Rp 11250,-
2,5 liter pertamax+ x Rp 10400 = Rp 26000,-
Rp 11250 + Rp 26000 = Rp 37250,-
Selisih : 48500-37250 = Rp 11.250,- Bedanya lumayan kan?
Demikian yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas perhatian para pembaca sekalian
Best Regards,
Ichy
Spokewheellovers.wordpress.com

 

Tipe - Tipe Anak Kuliahan / Mahasiswa, Mana Tipemu? (Masuk Gan!!)





Quote:Tipe Kupu-Kupu (Kuliah Pulang - Kuliah Pulang) 


"Tipe Mahasiswa yang pertama adalah Tipe Kupu-Kupu, atau bisa disebut dengan Kuliah Pulang - Kuliah Pulang. Tak jarang kan kita melihat sebagian besar teman kita sendiri atau bahkan orang lain bertipe seperti ini.
Setiap hari biasanya kerjaannya hanya Kuliah dan Pulang, sepertinya tidak ada acara lain selain dua hal tersebut. Nah menyikapi hal tersebut, mungkin kurang tepat bagi aku pribadi ya atau bahkan bagi para sobat sekalian.
Mengapa aku sampai berkata seperti itu? ya karena dengan Kuliah Pulang-Kuliah Pulang ini, maka ilmu kita tidak akan bertambah. Padahal apabila kita pergunakan waktu di kampus dengan sebaik mungkin, maka hal itu akan berdampak positif bagi kita dan bahkan orang lain.
Tipe Mahasiswa Kupu-Kupu ini biasanya adalah tipe mahasiswa pendiam dan biasanya juga tipe mahasiswa seperti ini tidak memiliki teman yang banyak di kampus.
Kekurangan lain dari Tipe Mahasiswa Kupu-kupu adalah tidak akan seterkenal dengan Mahasiswa yang aktif dan selalu ada aja kegiatan di Kampus untuk mengisi waktu luangnya. Misalnya saja seperti tipe Mahasiswa Tikus dan Kelabang."


Quote:Tipe Capung (Cari Pinjaman Utang) 


"Tipe Mahasiswa selanjutnya adalah Tipe Mahasiswa Capung (Cari Pinjaman Utang), nah biasanya tipe mahasiswa seperti ini adalah tipe mahasiswa yang sering menghambur-hamburkan duit tanpa adanya kejelasan dan keperluan yang memang benar-benar dibutuhkan.
Tipe Capung biasanya terjangkit pada mahasiswa yang lagi membutuhkan duit untuk membeli sesuatu, atau karena tidak memiliki duit untuk makan dan jajan sehari-hari. Terkadang apabila duit di dompet sudah tidak ada, biasanya nyari pinjaman utang ke temen atau orang lain.
Sungguh sangat malang nasib mahasiswa bertipe Capung ini, sebenarnya tidak ada salahnya kan apabila bertipe seperti ini. Namun, sebaiknya usaha sendiri terlebih dahulu sebelum meminjam, pergunakan waktu dan kesempatan sebaik-baiknya agar tidak menjadi mahasiswa yang bertipe ini."

Quote:Tipe Kumbang (Kemanapun Bimbang) 


"Tipe Mahasiswa yang selanjutnya adalah Tipe Kumbang (Kemanapun Bimbang), tipe ini biasanya melekat kepada mahasiswa yang apabila pergi kemanapun resah, gelisah, dan akhirnya gak jadi pergi. Meskipun pergi, pergipun gak tenang karena mungkin ada desakan atau halangan yang membuat bimbang.
Tipe Kumbang ini tidak selalu terjadi, namun biasanya hal ini terjadi kepada mahasiswa yang memiliki suatu permasalahan yang membuat hati ini tidak tenang/bimbang untuk bepergian kemanapun.
Misalnya saja disaat ingin menghadiri suatu acara, namun orang tua tidak mengijinkan. Maka yang terjadi adalah keraguan, kegelisahan, dan kebimbangan yang akan melanda disetiap perjalanan maupun ditempat acara."

Quote:Tipe Kelabang (Keliaran Bangga) 


"Tipe Mahasiswa selanjutnya adalah Tipe Kelabang (Keliaran Bangga), hal ini bisa kita temui bahwasanya ada berbagai macam mahasiswa yang kerjaannya keliaran setiap saat. Perlu diketahui, keliaran tuh beda dengan Mbolang (Bocah Petualang) ya…
Untuk yang bertipe ini, biasanya kegiatannya tuh hanya berkeliaran yang gak jelas dan kurang bermanfaat gitu. Mungkin dari kata “Keliaran” sendiri para sobat bisa mengartikannya sendiri, karena apabila aku yang mengartikannya, nanti ditakutkan salah persepsi.
Namun pada intinya, tipe mahasiswa Kelabang ini biasanya mereka sangat bangga dengan kegiatan yang kurang bermanfaat tersebut. Keliaran gak kemana-mana gak jelas arah dan tujuannya, namun tetap kelihatan bangga dengan apa yang dilakukannya."

Quote:Tipe Lalat (Selalu Telat)


"Nah untuk Tipe Mahasiswa yang satu ini yakni Tipe Lalat (Selalu Telat), biasanya tak jarang ditemui dan bahkan sering. Biasanya tipe mahasiswa Lalat selalu ada alasan ketika ditanya oleh dosen yang sedang mengajar, kadang macet lah, kadang antri kamar mandi lah, kadang sakit perut lah, dan kadang ban motor bocor lah.
Pokoknya untuk tipe mahasiswa yang satu ini selalu ada aja alasan untuk menghindar dari kesalahannya tersebut. Biasanya kebanyakan mahasiswa yang telat masuk kuliah, ternyata karena susah bangun atau bisa disebut bangunnya kesiangan.
Nah dari ketelatan tersebutlah bisa membuat lebih terkenal atau bahkan tercemar, ya kalo menurut saranku lah mending jangan menjadi tipe mahasiswa Lalat, karena kebanyakan dosen tidak suka dengan mahasiswa yang suka telat masuk ke kelas."

Quote:Tipe Nyamuk (Nyari Muka)


"Tipe Mahasiswa selanjutnya adalah Tipe Nyamuk (Nyari Muka), biasanya tipe mahasiswa seperti ini tak jarang kita temui dan bahkan bisa jadi teman kita sendiri di kelas. Tipe mahasiswa seperti ini kerjaannya hanya mencari muka dari dosen atau teman yang lainnya. Dan terkadang teman seangkatannya kurang suka dengan tingkah lakunya.
Ada banyak hal yang biasanya dilakukannya ketika ingin mencari muka dari dosen atau teman-temannya, misalnya saja dari dosennya. Biasanya pada saat ujian atau tugas, teman yang lainnya tidak diberitahu dan ngumpulin terlebih dahulu. Selain itu dia bahkan sok tau didepan dosen.
Nyari muka sech nyari muka, asalkan sewajarnya sajalah agar tidak mengganggu teman-temannya."

Quote:Tipe Laba-Laba (Lempar Batu Lapis Baja)

"Tipe Mahasiswa berikutnya adalah Tipe Laba-laba (Lembar Batu Lapis Baja), nah tipe mahasiswa yang dimaksudkan aku disini adalah tipe mahasiswa yang sering berdemo. Bener kan dengan kata Lempar Bati Lapis Baja? pastinya benar, gimana pada saat demonstrasi kan biasanya memang mahasiswa melempar-lempar batu kepada para petugas yang berlapis baja.
Ada beberapa jenis mahasiswa yang memiliki sifat sebagai kunci menuju “Perubahan”, nah perubahan disini bisa sobat artikan sendiri sesuai dengan versi para sobat sendiri. Namun pada intinya, ada Mahasiswa yang dibayar untuk melakukan demonstrasi dan ada juga yang memang benar-benar menginginkan perubahan tanpa adanya bayaran."


Quote:Tipe Tikus (Aktivis di Kampus) 


"Tipe Mahasiswa yang satu ini yakni Tipe Tikus (Aktivis di Kampus) merupakan sumber dari tipe mahasiswa yang sebelumnya yakni Tipe Laba-laba, mengapa bisa sampai dikatakan seperti itu?
Ya sobat bisa mengartikannya sendiri, karena dari katanya aja Aktivis atau pejuang kampus/pejuang nasib Mahasiswa, jadi secara otomatis biasanya mahasiswa bertipe ini akan menjadi tipe Laba-laba.
Terkadang tipe mahasiswa yang satu ini biasanya mendapatkan perhatian yang lebih dari pihak kampus, nah yang ini juga para sobat saja yang mengartikannya sendiri dengan apa yang dimaksud “Perhatian yang Lebih”. Karena setiap pendapat, pastinya akan berbeda-beda."


Quote:Tipe Belalang (Berpergian Selalu Bolang) 


"Tipe Mahasiswa yang terakhir adalah Tipe Belalang (Bepergian Selalu Bolang), nah tipe yang satu ini mungkin memang aku banget ya. Karena aku sangat suka dengan yang namanya bepergian dengan sedikit atau minim dana.
Tipe Belalang ini terkadang tidak mengenal jarak, waktu, atau apapun itu."

  SUMBER